SURABAYA, Lampumerah.id – Sebagai bentuk komitmen terhadap Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS) bekerja sama dengan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya menyelenggarakan pelatihan bagi Guru Bimbingan Konseling (BK). Pelatihan bertema “Pencegahan dan Penanganan Perundungan serta Kekerasan di Sekolah” ini digelar selama tiga hari, 17-19 Desember 2024, di kantor TPS.
Kegiatan ini diikuti oleh 29 Guru BK dari 17 Sekolah Menengah Pertama (SMP) di wilayah ring 1 TPS, meliputi Kecamatan Krembangan, Pabean Cantian, dan Semampir, Kota Surabaya. Inisiatif ini sejalan dengan tiga prioritas TJSL BUMN, yakni pendidikan, lingkungan, dan pemberdayaan UMKM.
Kasus kekerasan menjadi perhatian
Pemilihan topik pelatihan didasarkan pada data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), yang mencatat bahwa 26 persen kasus kekerasan terhadap siswa pada 2024 terjadi di kalangan siswa SMP. Hal ini mendorong TPS untuk mengambil langkah nyata guna mendukung peran guru dalam mencegah dan menangani kasus kekerasan di sekolah.
Direktur Utama TPS, Wahyu Widodo, menegaskan pentingnya peran guru BK dalam membangun karakter siswa.
“Peran guru, terutama di bidang bimbingan dan konseling, sangat penting untuk meredam kasus perundungan yang semakin marak. Harapannya, pelatihan ini dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mendeteksi tanda-tanda perundungan serta melakukan penanganan dan pencegahan dengan tepat,” ujarnya.
Dr. Muwakhidah, S.Pd., M.Pd., salah satu pemateri dari Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, menyoroti pentingnya kolaborasi berbagai pihak dalam mengatasi perundungan di sekolah.
“Senang sekali dapat bersinergi dengan TPS dalam pelatihan ini. Kami berharap para peserta dapat menerapkan wawasan dan keterampilan baru untuk menciptakan sekolah yang bebas dari kekerasan,” tuturnya.
Selama pelatihan, peserta dilatih untuk menyusun program pencegahan kekerasan yang komprehensif dan berkelanjutan. Materi yang diberikan mencakup pemahaman penyebab kekerasan, teknik intervensi, dan strategi menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan mendukung.
Tidak berhenti pada pelatihan, TPS bersama Universitas PGRI Adi Buana Surabaya akan melakukan pendampingan pada sekolah selama tiga bulan. Langkah ini diharapkan dapat menciptakan perubahan nyata dalam dunia pendidikan di sekitar wilayah TPS.
“Kami berharap program ini dapat memberikan dampak mendalam bagi peningkatan kualitas pendidikan, menciptakan generasi muda yang lebih tangguh, berakhlak, dan bebas dari kekerasan,” kata Muwakhidah.
Wahyu Widodo menambahkan, TPS tidak bertumbuh sendiri, tapi bersama masyarakat.
“Komitmen kami adalah memastikan pertumbuhan ini memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar, terutama dalam membangun generasi muda yang berkarakter,”ucapnya.
Dengan semangat kolaborasi, pelatihan ini menjadi salah satu upaya nyata dalam mewujudkan sekolah-sekolah yang aman, nyaman, dan peduli.(vin)