Bekali Ketrampilan Napi, Jelang Kebebasan

Sidoarjo l Lampumerah.id – Untuk antisipasi meningkatnya pengangguran dan mencegah tindak kriminalitas mantan Napi.
Petugas Lapas Kelas IIA Sidoarjo memberi wadah untuk warga binaan pemasyarakatan (WBP) yang memiliki talenta di bidang tertentu. Melalui program Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE).

Program ini juga bertujuan sebagai sarana pelatihan bagi WBP menjelang hari bebas agar bisa diterima di masyarakat dan menjadi bekal untuk mata pencaharian setelah bebas nanti.

Ada berbagai macam pelatihan yang ada dalam program tersebut yakni cuci mobil dan motor, bengkel reparasi mobil dan body repair, airbrush, barber shop, orkes melayu, budidaya ikan dan yang paling ramai adalah ‘Prodeo Cafe’.

“Prodeo cafe kami buka untuk masyarakat umum dimana pekerjanya adalah teman-teman warga binaan yang memenuhi syarat kita rekrut,” ucap Prayogo Pangestu selaku Kepala Keamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP), Rabu (24/3/21).

Prayogo mengatakan syarat merekrut warga binaan untuk mengikuti program SAE yang pertama adalah warga binaan yang sudah memasuki masa tahanan menjelang bebas sedikitnya sisa 6 bulan sebelum bebas dan sudah melalui proses pembebasan bersyarat atau WBP yang sedang menjalani pidana denda subsider.

“Sebelumnya kita lakukan wawancara ke mereka bakatnya apa. Untuk meminimalisir keamanan kita pekerjakan mereka yang sudah pidana pendek,” imbuh Prayogo ketika ditemui di Lapas Delta.

Prodeo cafe dibuka mulai pukul 08.00 pagi hingga pukul 17.00 sore. Paha hari tertentu disediakan live musik untuk menghibur pengunjung. Semua anggota Orkes Melayu Delta Bui tersebut juga beranggotakan warga binaan yang memiliki bakat olah vokal. Khusus untuk hari minggu Prodeo Cafe buka lebih pagi serta melengkapi menu bubur ayam dan lontong sayur.

“Semua yang masak adalah warga binaan tapi bahannya disediakan oleh pihak lapas,” tutur Prayogo.

Kembali dikatakan Prayogo, hasil penjualan dari Prodeo Cafe dan lainnya, selain digunakan untuk membayar pajak dan perputaran modal, juga digunakan untuk memberi premi warga binaan yang bekerja dalam bentuk tabungan dan akan diberikan sepenuhnya ketika bebas.

“Agar mereka mempunyai bekal keterampilan dan bekal tabungan yang bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin ketika bebas nanti,” jelasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *