Kuak Pengakuan Aguan Bicara IKN Hingga Kisruh PIK2

Jakarta | Lampumerah.id – Majalah Tempo edisi teranyar menampilkan wawancara khusus dengan Aguan, Bos Agung Sedayu Group. Topik IKN dan seputar PIK2 yang belakangan viral menjadi laporan utama.

Tak pakai ba-bi-bu, catatan pemimpin redaksi tempo Bagja Hidayat mengulas, proses wawancara dilakukan melalui Ali Hanafiah, pengacara Sugianto Kusuma alias Aguan, setuju meneruskan surat permintaan wawancara Tempo dengan Aguan pada akhir November 2024. Tanpa ba-bi-bu pula, Aguan setuju dengan permintaan itu. Ia yang acap menolak diwawancarai media, mau bertemu dengan serombongan wartawan. “Saya punya trust,” katanya.

Kami pun bertemu di kantor pemasaran Pantai Indah Kapuk 2 pada 26 November 2024. Aguan menyambut kami dengan senyum lebar. Bicaranya spontan dan  blak-blakan.
Sebelumnya, Aguan jarang tampil di media. Bagi dia, makin banyak tampil makin kencang angin menerpanya.

Namun, pendirian itu guyah. Ia malah menjadi semacam pemimpin taipan berinvestasi di Ibu Kota Nusantara. Kamera televisi pun acap menyorot wajahnya di sebelah Presiden Joko Widodo.
Menurut Aguan, ia dan para taipan tak bisa menolak permintaan Jokowi agar menanamkan uangnya di IKN.

“Itu perintah,” kata Aguan, seraya terbahak. “Kami harus menyelamatkan wajah presiden.” Klaim pemerintah bahwa ratusan investor sudah mengantre untuk membenamkan uang di IKN hanya pepesan kosong. Jokowi pun menggandeng para taipan lokal untuk menunjukkan IKN diminati pemilik uang.

Tak hanya soal IKN, Aguan juga banyak berbicara soal kisruh proyek PIK 2 dan area sebelahnya yang ditetapkan sebagai kawasan proyek strategis nasional. Kami juga bertanya soal sembilan naga. Aguan acap dikaitkan dengan kelompok pengusaha keturunan Tionghoa yang menguasai pelbagai bisnis di Indonesia.

Para peneliti juga menyebut Aguan sebagai oligarki. Ia terbahak ketika ditanya soal itu. Bagi Aguan, penguasa Indonesia tetap saja pemerintah karena kekayaannya melebihi kekayaan taipan mana pun.

Wawancara dengan Aguan yang agak langka itu kami jadikan cerita sampul. Ilustrator Kendra Paramita, seperti biasa, menyiapkan tiga gambar untuk sampul. Namun, melihat Toni Hartawan banyak mengambil foto Aguan setelah sesi wawancara, saya meminta koordinator foto untuk menyediakan alternatif sampul dari foto Aguan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *